SULBAR, (RadarNkri.com) — Pandemi Covid -19 berdampak omzet pedagang turun drastis, di pusat perdagangan Polewali Mandar pada hari pasar. Padahal, sebelum pandemi korona geliat roda ekonomi di pusat niaga wonomulyo, Rabu dan minggu tidak pernah sepi aktivitas jual-beli mulai dini hari pukul 02.00 Wita pasar pagi, hingga malam sibuk bisnis. kini, para pedagang mengeluhkan pendapatan menurun drastis.
Amanah seorang pedagang pasar malam Wonomulyo sejak tahun 1995 eksis berjualan di pasar malam Wonomulyo dan Sentral Pekkabata Polewali Mandar. Ia pun, terpaksa menunda jualan baju pada malam hari di pasar kota Niaga Wonomulyo untuk sementara waktu sejak ada larangan lapak pasar khusus pakaian bekas, Rabu (8/4)
“walaupun belum ada pembeli yang tertular penyakit karena dari pakaian cakar yang saya dijual berasal dari Parepare, Makassar selama ini, saat merebak korona ini pembelian baju cakaran dan daya beli kurang dari masyarakat, Saya kurang mengerti kondisi ini pendapatan kami turun sekali,” tuturnya
Menurutnya, pakaian cakar sejak dahulu diakui tidak ada keluhan pelanggan penyakit mengenakannya seperti gatal dan iritasi kulit dari pakaian bekas yang dipakai anak-anaknya juga demikian, sama halnya juga dari pelanggan ia membeli baju cakar tidak ada hubungnya dengan covid 19. Pasalnya, sudah bertahun tahun di perjual belikan di pasaran.
Begitupun, Arya pedagang toko permainan anak pasar Sentral Pekkabata Polewali Mandar dagangannya merosot tajam bukan dia saja, hampir seluruh pedagang yang ada di pasar tradisional dan pasar sentral mengalami hal serupa, sepi pembeli, kondisi ini sudah berlangsung 3 minggu terakhir.
“efek pandemi sangat berdampak omset menurun signifikan, kalau saya sampai 80% di toko mainan anak sangat sepi membeli, semoga kondisi ini tidak berkepanjangan,” tutur Arya
Seminggu penerapan himbauan pemerintah terkait pembatasan jam operasional pasar serta sedang marak Dagang online para pedagang kaki lima usia dewasa dan lanjut usia kebanyakan tidak dapat memanfaatkan media sosial demi kelangsungan usaha, alasan saat ini minim pemasukan finasial perdagangan, mengurangi belanja kuota dan gaptek.
Sumber. : Nuratiah
Laporan . : Garret Kiswah
Editor. : Jufri Tutu